BATAS AKHIR WAKTU SALAT ISYA

Soal :
Salam Ustadz. Mohon penjelasan tentang batas akhir waktu salat isya, apakah sampai waktu subuh?. Terimakasih.

Jawab :

Salam dan terimakasih pertanyaanya.

Batas waktu “adaan” (tunai) salat isya adalah tengah malam. Jika telah lewat tengah malam dan sebelum memasuki waktu subuh, maka ikhityat wajib niatnya adalah “fi dzimmah” (Sengaja aku salat isya dalam tanggungan kewajiban untuk mendekatkan diri kepada Allah) bukan dengan niat qadha.

Catatan :
~ Waktu tengah malam itu adalah sekitar 11 jam 15 menit di hitung dari masuknya waktu zuhur. Misalnya, masuk waktu zhuhur itu jam 12.30, maka tambahkan 11 jam 15 (12.30 + 11.15 = 23.45). Jadi, jika maksudnya salat zhuhur itu jam 12.30 maka waktu tengah malamnya itu sekitar jam 23.45.

~ Bisa juga dengan menghitung jumlah dari masuknya waktu maghrib hingga masuknya waktu subuh kemudian dibagi dua. Misalnya, masuknya waktu maghrib jam 18.45 dan masuknya waktu subuh adalah jam 05.15. Ini berarti jumlah waktu malam dari awal malam hingga akhir malam adalah 10 jam (18.45 – 05.15). Untuk mendapatkan waktu tengah malam, maka jumlah total malam yang 10 jam dibagi 2, hasilnya adalah 5 jam. Lalu hitunglah tengah malam dari waktu maghrib jam 18.45 di tambah debgan 5 jam hasilnya adalah jam 23.45 (18.45 + 5 jam = 23.45). Jadi, waktu tengah malamnya adalah jam 23.45 WIB. (CR14).

RITUAL CINTA ZIARAH KARBALA

Oleh : Candiki Repantu

Dalam studi antropologi agama, terdapat pembahasan tentang kudus (sacred), kultus (cults), dan ritus/ritual (rites). Ketiga hal ini berjalin kelindan. Kudus (sacred) berarti suci atau sakral, yaitu menunjukkan pada sesuatu yang dianggap memiliki kesucian tertentu sehingga melahirkan penghormatan tertentu (kultus) dengan bentuk ritual tertentu (ritus).

Yang kudus (sakral) bisa ditemukan di mana saja, Yang kudus bisa berbentuk tempat, buku, benda, bangunan, orang, hari, dan lainnya. Mekah, Alquran, Ka’bah, Nabi Muhammad, hari Ramadhan, adalah suci dalam Islam. Gereja, salib, Bibel, Yesus diyakini suci dalam Kristen. Pura, Weda, lembu, sungai Gangga adalah suci dalam Hindu. Vihara, Tripitaka, patung Budhha, adalah suci dalam Buddha. Sinagog, Taurat, dinding ratapan dipandang suci oleh Yahudi.

Ritual (rites) dan kultus (cults) merupakan tindak lanjut dari kepercayaan kepada yang kudus (sakral; suci). Manusia disebut juga homo festive, makhluk yang butuh atau punya pembawaan suka melakukan ritus/ritual. Kalau tidak dapat model ritual dari agama, manusia menciptakannya sendiri. Organisasi militer, paguyuban, sampai dunia ilmiah, mempunyai ritus. Upacara bendera, HUT, dan wisuda, adalah contoh ritualnya. Jadi, kebutuhan pada ritual bersifat universal.

Karena itu, ritual merupakan religion in action, agama dalam tindakan. Sebagai religion in action, kata Haviland ritus menghubungkan manusia dengan yang kudus. Ia sarana yang memperkuat ikatan sosial dan mengurangi ketegangan, dan juga untuk merayakan peristiwa penting, seperti kematian.

Bentuk ritual biasanya terdiri dari seluruh kombinasi tindakan yang aktif dan dapat diamati, seperti: berdoa, bersujud, memuja, bersaji, berkorban, makan bersama, menari dan menyanyi, mencuci, mengucapkan ucapan tertentu, berprosesi, berseni-drama suci, berpuasa, intoxikasi (kemabukan), bertapa dan bersamadi. Dalam ritual juga digunakan berbagai sarana dan peralatan, seperti: tempat/gedung pemujaan, patung dewa, patung orang suci, alat musik, dan pakaian yang juga dianggap mempunyai sifat suci (Koentjaraningrat, 1987: 81; Nottingham, 1996:15).

Sederhananya, ada dua jenis perbuatan. Pertama, perbuatan yang tidak memiliki tujuan dan bukan sebagai simbol, melainkan untuk mendapatkan efek alamiahnya saja. Kedua, perbuatan yang dilakukan sebagai simbol dari objek lain untuk mengungkapkan perasaan dan makna yang tersembunyi. Kita menundukkan kepala sebagai tanda hormat, bertepuk tangan sebagai simbol gembira, atau menepuk dada sebagai simbol kesedihan. Ritual adalah perbuatan jenis kedua.

Jadi ritual-ritual dalam komunitas pemujaan (cults) sangat erat berhubungan dengan yang sakral. Telah dijelaskan bahwa yang sakral mencakup banyak hal mulai dari benda, kitab, hingga manusia. Dan kesakralan manusia sebagai theophany (“penjelmaan”) Tuhan di atas segalanya. Karenanya, posisi orang suci, sangat dihormati, dan dicintai baik hidup maupun meninggal. Sebab, kematian bukanlah akhir, tetapi kehidupan yang lebih tinggi.

Keyakinan akan abadinya roh merupakan aspek yang memunculkan cinta dan pemujaan (kultus) atas orang suci melalui ritual kematian, memperingati lahir dan wafatnya, atau mendirikan bangunan di makamnya. Membalsem mayat dan disimpan dalam piramid atau gua terkait dengan perjalanan hidup sesudah mati. Taj Mahal dibangun untuk mengabadikan isteri tercinta. Patung-patung dan tugu dibangun, untuk memvisualisasikan keabadian orang-orang yang dicintai. Ini merefleksikan masyarakat mengkultuskan manusia suci, manusia berkuasa, dan manusia tercinta.

Komunitas yang melakukan penghormatan melalui ritual suci inilah yang disebut kelompok pemujaan atau kultus (cult) dan ritual pemakaman, peringatan, atau pemujaan kepada yang meninggal disebut ‘kultus orang mati’ (cult of the dead). Salah satu model ritual kematian atau pasca kematian adalah ziarah dan haul dengan cara mengujungi dan memperingati kematian seorang tokoh yang disucikan, dihormati dan dicintai. Ritual ziarah karbala adalah merupakan salah satu bentuknya. Dengan demikian ritual ziarah Asyura dan ziarah arbain adalah ritual suci, ritual penghormatan, dan ritual cinta. Sebab itulah puluhan juta orang dalam status sosial apapun bergerak dalam satu arah gerakan menuju padang karbala untuk menjumpai orang yang mereka sucikan, yang mereka hormati, dan mereka cintai, tulah dia Husain bin Ali as.

Assalamu alal Husain

Wa ala ali ibnil Husain

Wa ala auladil Husain

Wa ala ashabil Husain!

CR14

LUPA MEMBERSIHKAN CAT DARI TUBUH KETIKA MANDI WAJIB

PERTANYAAN :
Assalamualaikum ust. JIka kita berwudhu/setelah mandi junub dan kemudian menunaikan shalat, tiba-tiba baru tersadar kalau di tangan/ bagian tubuh ada terkena cat minyak, yang kita kelupaan membersihkannya setelah bekerja. Bagaimana hukum mandi junubnya?

JAWABAN :
Salam dan terimakasih pertanyaanya.

Mandinya dihukumi batal, dan harus mengulang mandinya. Namun tidak harus mengulang keseluruhan mandinya dari awal, tetapi cukup dimulai dari bagian yang terkena cat tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat bagian tubuh yang terkena cat :

~ Jika yang terkena cat minyak itu tubuh bagian kanan (misalnya tangan kanan), maka bersihkan catnya kemudian basuh saja bagian yang terkena cat itu (tidak mesti seluruh tubuh bagian kanan), setelah itu lanjutkan membasuh bagian tubuh sebelah kiri secara keseluruhan dari pundak sampai ujung kaki kiri.

~ Jika yang terkena cat adalah bagian tubuh sebelah kiri (misalnya bagian tangan kiri), maka hilangkan catnya dan basuh bagian yang terkena cat tersebut saja dan selesai. (CR14)