volume XV

MENGGAPAI AMPUNAN TUHAN

MELALUI TAUBAT DAN CINTA

Katakan, jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. Ali Imran: 131)

Sebagai manusia biasa kita menyadari sering melakukan kesalahan dan dosa. Namun kita tidak diperkenankan untuk terus menerus bergelimang dalam kehidupan yang penuh dosa tersebut, malainkan kita dianjurkan untuk senantiasa bertaubat (memohon ampunan) di kala salah maupun tidak. Untuk itu marilah kita merenungkan makna taubat yang sebenarnya.

Taubat secara bahasa berarti kembali. Hal ini menunjukkan bertaubat adalah kembalinya seorang hamba dengan sebenarnya kepada Tuhannya. Selama ini kita memaknai tentang taubat hanyalah memohon ampun padanya. Setelah itu kita tetap melakukan apa yang di larangnya. Ini berarti kita belum memahami hakekat bertaubat yang sesungguhnya. Dalam Islam, taubat memiliki beberapa syarat, yaitu:

  1. Meninggalkan dosa
  2. Menyesali perbuatan dosa
  3. Bertekad tidak melakukan dosa lagi
  4. Menebus dosa (yang telah dilakukan

Al-Quran lebih dari 80 kali diberbagai tempat di ayatnya membicarakan tentang taubat dan penerimaannya. Ini menunjukkan betapa pentingnya manusia untuk memperhatikan segala tindakannya baik dalam berbuat, berbicara, bersikap bahkan berpikir, apakah sesuai dengan koridor Islam atau tidak? Jika tidak berarti ia akan jatuh pada kesalahan dan dosa.

Manusia pada dasarnya adalah baik dan cenderung pada kebaikan. Dirinya yang alamiah haruslah menjadi manusia ilahiah, yang segala sesuatu dalam dirinya harus dapat menunjukkan sifat-sifat ketuhanan yang bisa melihat dan memahami dengan benar. Akan tetapi dalam menjalani hidupnya di dunia ini dengan bekal potensi baik dan buruk, banyak manusia tidak dapat mengendalikan dirinya sehingga jatuh ke dalam jurang kehinaan, bergelimangan dengan dosa dan kesalahan.

Dimana manusia adalah tempat lalai dan lupa diakibatkan cinta akan dunia. Imam at-Tsaury menyatakan, ”seandainya seseorang beribadah dengan menjalankan semua perintahnya,tetapi dalam hatinya masih terbetik rasa cinta akan dunia, maka di akhirat kelak akan diumumkan: bahwa fulan bin fulan yang sewaktu didunia mencintai sesuatu yang tidak disenangi Allah swt mendengar pengumuman itu, wajahnya seakan terkelupas, saking malunya.”

Anehnya, banyak dari kita yang menganggap ringan perbuatan dosa sehingga terus menerus menunda diri untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah swt. Padahal menggapai ampunan Allah bukanlah hal yang mudah kecuali didasarkan pada kesungguhan dan keikhlasan. Agar mencapai taubat yang sungguh-sungguh manusia haruslah memutuskan semua akar dari keburukkan yakni cinta dunia dan menggantinya dengan cinta ilahiah.

Cinta dunia tumbuh dan berkembang dalam diri manusia seirama dengan keberadaan dan ketergantungannya kepada karunia-karunia dunia. Sehingga manusia lupa akan kebesaran Allah swt yang mana dunia adalah tempat percobaan bagi hamba-hambanya untuk menuju tempat yang mana akan abadi selamanya (akhirat).

Kecuali bagi hamba-hamba-Nya tertentu yang sadar akan perbuatan dan memohon ampunan melalui pintu taubat. Untuk itu hakekat bertaubat yang sungguh-sungguh di mulai dari mengetahui ilmunya. Taubat yang sempurna disebut taubat nashuha, yaitu taubat yang bertolak dari kecintaan yang tulus kepada Allah swt. dalam Al-Quran Allah swt mengaitkan dengan kecintaan yang tulus. Allah berfirman: ”dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain allah; mereka mencintai allah.adapun orang-orang yang beriman, amat sangat cintainya kepada Allah”.

Cinta kepada Allah tidak mungkin tumbuh berdampingan dengan cinta dunia, karena allah Tidak menjadikan dua hati dalam diri manusia. Oleh karena itu menduakan Allah merupakan dosa yang tidak terampuni. Bagi hamba Allah wajib dapat memahami makna dari “la ilaha illallah” adalah tiada yang patut untuk dicintai dan dirindukan kecuali Allah semata.

Seseorang dengan bangganya dihadapan Imam Ali bin Abi Thalib mengucapkan, “Astaghfirullah”. Imam Ali berkata kepada orang tersebut, ”semoga ibumu berduka atasmu, tahukah kamu apa arti istighfar? Istighfar bukanlah hanya ucapan di lisan, melainkan suatu derajat tertinggi yang mengandung enam hal. Pertama, menyesali perbuatan dosa yang telah lau. Kedua, bertekad tidak mengulangi lagi perbuatan dosa. Ketiga, mengembalikan hak-hak manusia yang pernah dirampas sehingga tidak ada lagi tuntutan dihadapan Allah. Keempat, menunaikan hak-hak Allah dengan melakukan kewajiban-kewajiban yang dulu sering ditinggalkan. Kelima, melaparkan diri sehingga daging yang selama ini tumbuh dari makanan dan minuman yang haram menghilang dan berganti dengan daging yang tumbuh dari makanan yang halal. Keenam, Nikmati dan rasakan sakitnya ibadah sebagaimana dulu engkau pernah menikmati kesenangan maksiat (dosa). Setelah enam ini engkau lakukan, barulah ucapkan astaghfirullah.

Begitu dalam makna istighfar yang diutarakan Imam Ali bin Abi Thalib sehingga jika kita benar-benar menyadarinya kita tidak akan pernah sembarangan mengumbar dosa baru kemudian mengumbar istighfar dan merasa bahwa taubat kita sudah diterima Allah swt. Akan tetapi kita juga menyadari bahwa Allah swt senantiasa membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya,  “Dan juga orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui” (Q.S. Ali Imran: 135)

Wahai junjunganku,

campakkan dari hatiku

rasa cinta kepada dunia

Temukanlah aku dengan Rasulullah

Serta keluarga dan kerabatnya

Antarkan aku ke jenjang taubat

kepada-Mu

Izinkan aku menangisi diriku

Yang telah menghabiskan usiaku

Dengan angan-angan dan dosa

Ya Allah, betapa banyak dosa yang aku lakukan, tetapi aku yakin ampunan-Mu lebih besar, karenanya Ya Allah

aku memohon ampun pada-Mu.

Ya Allah, pada-Mu aku memohon

Agar kau campakkan cinta dunia

Dari relung hatiku

Berilah aku rizki dalam dunia ini

berupa zuhud

Karuniai aku dengan cinta pada-Mu, pada Rasul-Mu dan keluarganya yang suci.

Amiin ya rabbal alamin.

(((((((((()))))))))))

Tinggalkan komentar